W E L C O M E !

Search This Blog

Saturday, March 20, 2010

Tipografi


Tipografi



Tipografi dalam Desain Komunikasi Visual

Di era informasi saat ini kehadiran desain komunikasi visual sangatlah dibutuhkan. Sesuai dengan namanya, desain komunikasi visual mempunyai tujuan untuk mengkomunikasikan pesan yang dapat ditangkap oleh massa dengan benar. Salah satu elemen desain yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu desain dalam berkomunikasi dengan masyarakatnya adalah tipografi.

Pada iklan papan sabun Lux, pengamat dihadapkan dengan artis yang cantik dan lembut. Tanpa adanya kata “sabun Lux” atau logotype “Lux” dan keterangan lainnya pada iklan tersebut, pengamat dapat mengartikannya sebagai iklan promosi bagi sang artis dan bukan iklan sabun Lux. Contoh lain ialah pada brosur yang banyak ditemui di biro perjalanan. Tanpa adanya keterangan mengenai tempat rekreasi yang ditawarkan, tempat pendaftaran, jadwal perjalanan, dan lain-lain maka brosur tersebut dapat dianggap sebagai kumpulan foto tempat-tempat rekreasi dan tidak membantu memberikan informasi bagi pengamat.

Pentingnya kesamaan persepsi antara desainer dan pengamat dalam desain komunikasi visual membuat tipografi sangat berperan, khususnya dalam bidang penyampaian informasi seperti dalam brosur, poster, sampul buku, dan lain-lain. Disinilah sebenarnya yang membedakan desain komunikasi visual dengan seni murni dan desain yang lain; desain komunikasi visual harus dapat berkomunikasi dengan pengamatnya di dalam persepsi yang sama, kata lain yang membedakan seni rupa diatas adalah klien dan nilai fungsinya.


Tipografi

Dalam desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’, yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya. Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif.


Sejarah Tipografi

Tipografi, sebagai salah satu metode yang menterjemahkan kata-kata menjadi bentuk atau gambaran sudah digunakan sejak jaman dahulu. Dimulai sejak awal jaman lukisan di gua (early cave drawing age), dimana nenek moyang kita menggambarkan pengalaman mereka di dinding gua.


Contoh pictogram


Pada awalnya, yang digunakan adalah pictogram, yaitu gambar yang mewakili bentuk benda yang dimaksud. Secara perlahan, berdasarkan asosiasi, beberapa pictogram berubah menjadi ideogram, yaitu simbol yang bentuknya tidak persis mewakili bentuk yang dimaksud sehingga dapat digunakan untuk berbagai arti. Ideoram berkembang sehingga mempunyai gaya penulisan yang tertentu dan mulai mewakili bunyi suara. Karena berkembangnya peradaban manusia, maka berkembang pula kosa kata dan kepentingan untuk menyimpan data.

Seiring dengan perkembangan tersebut, kecepatan dalam menulis juga berkembang sehingga bentuk individual simbol juga semakin sederhana dan abstrak. Pada awal tahun 2800 sebelum Masehi, bangsa Sumaria telah mempunyai sistem menulis dengan formal, abstrak simbol, yang disebut cuneiform, yang kemudian menjadi basis daripada modern alphabet yang kita gunakan.

Demikianlah simbol-simbol tersebut terus berkembang dan bertambah sesuai dengan bunyi suara, dan semakin abstrak bentuknya. Melalui gerakan penyebaran kekuasaaan dan agama, bangsa Romawi juga menyebarkan sistem penulisan terutama untuk menyimpan peristiwa dan ceritera, dimana calligrafi menjadi populer dan berkembang. Kebutuhan membaca dan menulis juga semakin meningkat.


Tipografi dalam Komunikasi Visual

Untuk membuat desain yang indah dan berkomunikasi, tipografi tidak dapat dipisahkan dari elemen desain. Dalam membuat perencanaan suatu karya desain, keberadaan elemen tipografi sudah harus selalu diperhitungkan karena dapat mempengaruhi susunan hirarki dan keseimbangan karya desain tersebut.

Pengertian tipografi yang sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari bentuk huruf; dimana huruf, angka, tanda baca, dan sebagainya tidak hanya dilihat sebagai simbol dari suara tetapi terutama dilihat sebagai suatu bentuk desain. Huruf ‘O’, contohnya, tidak saja terbaca sebagai huruf ‘O’, tetapi juga terbaca sebagai bentuk lingkaran yang mempengaruhi bidang suatu karya desain. Dimana dan bagaimana seorang desainer meletakan huruf ‘O’ tersebut dapat mempengaruhi legibilitas dan keseimbangan karya desain tersebut.

Sebagai seorang visual komunikator, desainer komunikasi visual harus dapat membaca dan mengartikan bentuk atau gambaran. Dalam perannya sebagai tipografer, seorang desainer harus dapat mengetahui bentuk type yang bagaimana yang dapat menunjang arah desain dan meramalkan reaksi daripada pengamatnya. Bentuk huruf italic dengan warna emas, misalnya, sangat baik untuk digunakan pada sampul buku roman, dan sebaliknya bentuk huruf roman, san serif, bold, sangat cocok untuk poster-poster politik.


Peran Tipografer

Sampai pada jaman tersebut, tipografi sebagai bidang yang berfokus pada bentuk huruf belum populer. Perkembangan tipografi mulai menjadi populer dimulai pada abad ke lima belas dengan ditemukannya sistem pencetakan dengan menggunakan ‘movable type’. Pada saat yang bersamaan, keinginan dan kemampuan membaca masyarakat juga meningkat, membuat kebutuhan akan buku, surat kabar, dan lain-lain juga meningkat. Pada saat inilah profesi tipografer mulai muncul.

Fungsi daripada tipografer pada saat itu adalah mengawasi keseluruhan proses produksi termasuk di dalamnya pembuatan huruf dan pencetakannya. Revolusi Industri membawa pengaruh terhadap kecepatan dan spesialisasi dalam segala bidang. Sistem percetakan yang tadinya manual berubah menjadi mekanik. Spesialisasi pekerjaan semakin berkembang, muncul spesialisasi pekerjaan seperti desainer bentuk huruf (type designer), pengatur huruf (typesetter), pencetak (printers), dan lain sebagainya.

Desainer komunikasi visual dan tipografer adalah dua profesi yang berbeda, walau fungsinya dalam suatu karya desain saling terikat. Dalam sebuah karya desain, desainer komunikasi visual memberikan spesifikasi type yang dia inginkan, dan typesetter akan melakukan penyusunan type tersebut bagi sang desainer. Segi positif dari spesialisasi ini, setiap ahli semakin ahli dan bertanggung jawab pada bidangnya. Pada masa-masa ini dapat dilihat penggunaan type yang lebih memperhatikan keindahan bentuk huruf.


Desain Tipografi

Dalam suatu karya desain, semua elemen yang ada pada void (ruang tempat elemen-elemen desain disusun) saling berkaitan. Tipografi sebagai salah satu elemen desain juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan. Penggunaan tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain tipografi.

Tulisan tangan adalah sederetan tanda-tanda yang mempunyai arti dan dibuat dengan tangan. Komponen dasar daripada tipografi adalah huruf (letterform), yang berkembang dari tulisan tangan (handwriting). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah sekumpulan tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tanda-tanda tersebut baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada.

Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility. Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya, yang dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk menghindari hal ini, maka seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat, seperti contoh di bawah ini:

fail tail jail (Diambil dari Typographic Design: Form and Communication)

Huruf 'f',’t’, 'j', mempunyai karakteristik yang sama sehingga ada kemungkinan terbaca dengan kurang tepat.

Apabila menggunakan copping, bagian atas daripada huruf lebih dapat terbaca daripada bagian atasnya. Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan.

Ketidaktepatan menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila pembaca merasa cepat capai dan kurang dapat membaca teks tersebut dengan lancar, maka teks tersebut dapat dikatakan tidak readible. Pada papan iklan, penggunaan spasi yang kurang

tepat sehingga mengurangi kemudahan pengamat dalam membaca informasi dapat mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak seluruhnya ditangkap oleh pengamat.

Apabila hal ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa karya desain komunikasi visual tersebut gagal karena kurang komunikatif. Kerapatan dan kerenggangan teks dalam suatu desain juga dapat mempengaruhi keseimbangan desain. Teks yang spasinya sangat rapat akan terasa menguasai bidang void dalam suatu bentuk, sedangkan teks yang berjarak sangat jauh akan terasa lebih seperti tekstur.


Tipografi dalam Desain Komunikasi Visual

Prinsip yang ketiga adalah Visibility. Yang dimaksud dengan visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam brosur tentunya berbeda dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Papan iklan harus menggunakan fonts yang cukup besar sehingga dapat terbaca dari jarak yang tertentu. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik.

Prinsip pokok yang terakhir adalah clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity adalah, visual hierarchy, warna, pemilihan type, dan lain-lain.


Keempat prinsip pokok daripada desain tipografi tersebut di atas mempunyai tujuan utama untuk memastkan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya desain komunikasi visual dapat tersampaiakn dengan tepat. Penyampaian informasi tidak hanya merupakan satu-satunya peran dan digunakannya desain tipografi dalam desain komunikasi visual. Sebagai seuatu elemen desain, desain tipografi dapat juga membawa emosi atau berekspressi, menunjukan pergerakan elemen dalam suatu desain, dan memperkuat arah daripada suatu karya desain seperti juga desain-desain elemen yang lain. Maka dari itu, banyak kita temui desain komunikasi visual yang hanya menggunakan tipografi sebagai elemen utamanya, tanpa objek gambar.


dikutip dari http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/dkv/article/viewFile/16040/16032, TIPOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL(Priscilia Yunita Wijaya)

http://darisshafauzana.blogspot.com

Thursday, March 11, 2010

A b C Desain Grafis

Desain Grafis

Pengertian Desain & Desain Grafis.

Ada beberapa pengertian tentang desain grafis, sedangkan desain itu sendiri memiliki pengertian yaitu; desain adalah untuk membuat sintesis kebutuhan, informasi, ditambah warna untuk menciptakan sesuatu yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Desain mempunyai esensi pemecah masalah (problem solving).

Beberapa pengertian tentang desain grafis diantaranya adalah sebagai berikut:

Desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Selain itu, desain grafis adalah seluruh rancangan yang berkaitan erat dengan gambar (visual) yang berasal dari pola pikir yang diaplikasikan oleh visual untuk menggerakkan seseorang.

Desain grafis juga berarti seni pemecahan masalah yang diterapkan melalui gambar (visual). Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi, ilustrasi, logo atau media lainnya seperti gambar atau fotografi. Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, bahkan public relations (PR) yang biasa kita dengar dengan sebutan Humas.

Sebagai contoh, bisa kita lihat rambu-rambu lalu lintas di sekitar kita, seperti rambu-rambu ‘dilarang masuk’, ‘stop’, ‘dilarang parkir’ dan masih banyak lagi. Selain itu masih ada rambu-rambu informasi jalan yang ada di jalan-jalan raya dan tol yang menunjukkan arah jalan pada para pengendara kendaraan bermotor, seperti ‘Bogor’ lalu disertai dengan tanda panah sebagai penanda arah atau tulisa ‘Keluar 500m’ di jalan tol, rambu-rambu tersebut sudah didesain sebaik mungkin batik untuk penggunaan font dan warna untuk dapat mempermudah, membantu bahkan menggerakkan setiap individu.

Desain Grafis juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang media untuk menyampaikan informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Bisa berupa tulisan, foto, ilustrasi dan lain sebagainya. Desain grafis adalah solusi komunikasi yang menjembatani antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perseorangan, kelompok, lembaga maupun masyarakat secara luas yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi visual.

Sebagaimana layaknya informasi yang disampaikan menggunakan bahasa lisan (suara) yang dapat disampaikan secara tegas, ceria, keras, lembut, penuh gurauan, formal, dan sebagainya dengan menggunakan gaya bahasa dan volume suara yang sesuai, desain grafis juga dapat melakukan hal serupa. Kita dapat merasakan sendiri setelah membaca sebuah berita (tulisan), melihat foto atau ilustrasi, melihat permainan warna dan bentuk dari sebuah karya design yang berbentuk publikasi cetak, nuansa yang ditimbulkannya. Apakah informasi itu tegas, formal, bergurau, lembut, anggun, elegan dan sebagainya.

Kategori Desain Grafis

Secara garis besar, desain grafis dibedakan menjadi beberapa kategori:

  1. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.
  2. Web Desain: desain untuk halaman web.
  3. Tipografi, ilustrasi dan lain sebagainya.
  4. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design: merupakan desain professional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman.
  5. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya


Desain logo/lambang Universitas Al Azhar Indonesia (UAI).

Logo UAI terdiri dari simbol dan called name typeface, sebagai corporate signature. Sedangkan akronim (Universitas Al Azhar Indonesia) adalah corporate name-nya, dan bukan bagian dari signature.

Logo UAI memiliki makna religious yaitu pada simbol, huruf (A) memiliki makna spiritual yang mendasar yaitu (Allah) dan juga mempunyai citra yang excellent, karena nilai (A) merupakan nilai tertinggi dalan penilaian. Serta kotaknya yang berwarna biru diambil dari filosofi bentuk Ka’bah yang terukur dan sistematis. Dan warna biru itu memiliki makna warna institusi pendidikan yang profesional, exclusive, elegant, dan excellent.

Called name UAI menjelaskan akronim dari Universitas Al Azhar Indonesiayang menjadi visualisasi dari akronim itu sendiri. Called name ini mencirikan sifat-sifat yang struktural, kokoh dan elegan sehingga mencerminkan peleburan antara ilmu dan teknologi dengan moral. Komposisi simbol dengan called name menunjukkan perpaduan antara konsep timur dengan barat.

Pada bagian bawah ditambahkan coeporate name sebagai identifikasi UAI sebelum masyarakat dapat mengerti UAI adalah Universitas Al Azhar Indonesia.


Dikutip dari Buku Pedoman Akademik 2007-2008 Universitas Al Azhar Indonesia.

http://www.blogger.com/darisshafauzana.blogspot.com


Monday, March 8, 2010

,, W E L C O M E ,,

Moi (Ever) in Sorority Life,

sekarang masih menjadi seorang mahasiswi..


Tidak lama lagi akan melepaskan jabatan sebagai mahasiswi

dan menjadi seorang wanita karir..

__ A M I N __